MAHASISWA UIN BANDUNG DIAJAK PERKUAT JIWA WIRAUSAHA MELALUI TANAMAN HIAS BONSAI

Sorotbandung.com

Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Biologi Sains dan Agroteknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung bekerjasama dengan Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Kota Bandung menyelenggarakan seminar dan workshop kewirausahaan bertajuk ‘Membangun Jiwa Wirausaha Melalui Tanaman Hias Bonsai’ yang bertempat di Sport Center Kampus II dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Sabtu (7/1/2023).

Narasumbernya adalah kolektor bonsai yang sudah menembus juara tingkat nasional seperti H. Nana Suryana, S.Pd., MH., Agus Wahidin, Ucak Didin, Edi Riyadi, Yayat Hidayat, Maya Rusmayadi dan Wahyudin Sambas.

Rektor UIN SGD Bandung, Prof Dr H Mahmud MSI., CSEE menyampaikan, seminar dan workshop ini merupakan rangkaian dari Bonsai Bandung Juara Goes to Campus yang diselenggarakan di Agro Edu Park sejak Kamis-Minggu (5-8/1/2023).

Pihak UIN Sunan Gunung Djati Bandung sangat mengapresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Dengan harapan dari kampus tercinta lahir perhimpunan pecinta bonsai. “Harus dimanfaatkan momentum ini agar lahir bukan sebagai penggemar, tapi pencipta bonsai, perhimpunan pecinta bonsai. Asal syaratnya kuat dengan prinsip saya, dimana ada kemauan di situ ada jalan, sungguh-sungguh, falsafah rumput, pantang menyerah,” tegasnya.

Wakil Rektor III, Prof Dr H Ah Fathonih Mag menyatakan, kegiatan seminar dan workshop ini menjadi kekuatan untuk mengeluarkan kebijakan mata kuliah kewirausahaan. Prof Ah Fathonih mengajak mahasiswa untuk menjadikan dunia kewirausahaan sebagai pilihan dalam menjalani hidup dan memberikan motivasi kepada para mahasiswa, calon pengusaha muda agar mulai berwirausaha, sehingga terlahir kaum intelektual muslim mandiri dan entrepreneur muslim sejati.

Untuk menjadi orang sukses dalam berbisnis harus memiliki kemauan yang tinggi, sungguh-sungguh, pantang menyerah, terus belajar dari kegagalan. “Pada bulan Desember, Bagian Kemahasiswaan sudah menggelar pelatihan kewirausahaan. Menariknya peserta yang ikut pelatihan harus memiliki rintisan usahanya, bisnis. Karena modal untuk enterpreneur itu harus kreatif, inovatif,” paparnya.

Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Kota Bandung, Prof Dr H Tedi Priatna, M.Ag menyampaikan kegiatan Bonsai Bandung Juara Goes to Campus merupakan kolaborasi antara PPBI dan tiga Himpunan Mahasiswa (Jurusan Pendidikan Biologi, Biologi Sains dan Agroteknologi) yang berisi kegiatan edukasi, kontes dan pameran bonsai.

“Izinkan berkolaborasi dengan mahasiswa, ini menjadi kesempatan berharga bagi kami, untuk memasuki wilayah akademik, dunia kerja terus berubah, kita kedepan tidak ada jaminan untuk jadi ASN. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan motivasi, manfaat kepada mahasiswa,” ujarnya.

Prof Tedi menegaskan kehadiran pemateri dari Dewan Juri Nasional dengan kriteria bonsai, testimoni dari Wakil Walikota Banjar, Kepala Dinas Pendidikan Sumedang, Direktur PAM, Direktur Bandrek Sariwangi. “Saya berharap secara teori mahasiswa sudah dimiliki gagasan, wawasan bonsai untuk melanjutkan hidup,” ujarnya.

Prof Tedi mengakui, kegiatan terkait bonsai di kampus sangat jarang dilakukan. Padahal, komunitas hobi ini eksis. “Kampus kan kawah candradimuka calon pemimpin masyarakat di masa depan. Jadi ini punya keterkaitan dengan pengetahuan yang harus disebarluaskan. Apalagi yang prodinya berhubungan dengan tanaman seperti bonsai. Kampus belum terjamah oleh komunitas hobi, tentu saja sangat baik melibatkan mahasiswa terlibat dari proses kegiatan ini,” tegasnya.

Tagline kegiatan tersebut adalah edukasi-pameran-kontes. Pameran bukan hanya menampilkan pohon, tapi mengajak mahasiswa belajar tentang bonsai. “Edukasinya cukup menonjol, karena kegiatan ini di kampus. Boleh jadi hal yang baru bagi mahasiswa. Animonya luarbiasa dari mahasiswa baik sebagai panitia maupun pengunjung dan peserta,” tegasnya.

Penuh Sentuhan Teknologi
Boleh dibilang, pameran bonsai ini penuh dengan sentuhan teknologi. Bukannya apa, banyak anak muda yang terlibat dan mereka melek teknologi. “Memakai barcode, contohnya ya. Pameran ini ada sentuhan teknologi, ada webistenya juga, jadi akan banyak yang mengakses. Lebih praktis, cepat dan rapih dari sisi pendaftaran, bayar, penerimaan pohon dan pendataan,” jelasnya.

Prof Tedi mengakui hal ini berkat kerjasama dengan cabang yang lain juga korwil Jabar. Sepanjang ikut pameran, kualitas pohonnya juga enak dipandang. “Semangatnya no baskom. Kami ingin tegaskan untuk melihat bonsai sebagai seni, ini harus dihargai. Betul harus berproses, kalau di rumah pake baskom, di sini pindahin dulu ke pot. Benar-benar di pameran, untuk publik, masyarakat juga lihat, walau belum jadi, potnya harus bagus dan indah,” jelasnya.

Rasa Interlokal
Kemeriahan kegiatan sangat terasa. Bagaimana tidak, kolektor yang sangat jarang ikut serta, mau bersedia ikut pameran. “Terimakasih kepada pemilik yang sudah mengikhlaskan dan ikut serta di sini. Pebonsai yang jarang ikut serta, yang biasanya susah, tidak mau, dalam kegiatan ini, sekarang turun ikut pameran. Labelnya lokal, tapi kalau lihat kualitas pohon di atas rata-rata, boleh kita sebut ini pameran interlokal,” tegas Prof Tedi.

Di tempat sama, Zulfikar, ketua pelaksana kegiatan menuturkan, Bonsai Bandung Juara diikuti oleh 532 peserta. “Nilai yang terkandung bukan hanya untuk tiga prodi, tapi seluruh prodi, keunikan dalam keunikan bonsai, mulai dari harga bernilai milyaran, beralih profesi ke bonsai,dimana kita saksikan 600 pohon bonsai,” tuturnya.

Mengenai pameran yang dilombakan, Best in Class prospek, Best Tree prospek (Kecil-Sedang-Besar), Best Ten prospek; BEST IN SHOW BONSAI BANDUNG JUARA 2023: Best in Class Regular, Best Tree Regular (Kecil-Sedang-Besar), Best Ten Reguler; Special Juara:BEST OF THE BEST BONSAI BANDUNG; Bonsai Terbaik untuk peserta ber KTP Bandung Raya (Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi); BEST IN SPECIES JUNIPER; Bonsai terbaik dari semua jenis pohon cemara INDONESIA. “Bonsai itu boleh dipandang jangan dipegang, seperti perempuan kecuali sudah dihalalin,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *