KABUPATEN BANDUNG BARAT,
sorotbandung.com
Pertemuan dialog penuh keharmonisan calon Bupati dan Wakil Bupati KBB Hade (Hengki-Ade) dengan para media yang tergabung di Pokja Wartawan Kabupaten Bandung Barat dalam rangka mempererat silahturahmi juga berbagi kenangan saat menjabat Bupati Kabupaten Bandung Barat serta kembali mencalonkan Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada 2024, dengan sikap optimis tercetus langkah – langkah yang jitu menuju Kabupaten Bandung Barat Wujudkan Pelayanan Bintang Lima Pro-Rakyat bertempat Baso Padasuka Kota Baru Parahyangan Selasa, 17/9/2024 kemarin.
Pada kesempatan berdialog tersebut, mengulang kembali perjalanan sewaktu menjabat sebagai Bupati KBB, kang Hengki Kurniawan dihadapan para awak media menuturkan bahwa memang dalam melaksanakan kepemimpinan sebagai Bupati selama 2 tahun menjabat percepatan progres harus terrealisasikan. Tapi, saya berupaya untuk semaksimal mungkin dalam waktu yang cukup singkat bisa menyelesaikan sesuai progres yang berjalan sebagaimana mestinya. “Tuturnya.
“Menyinggung persoalan Rotasi-Mutasi yang selalu digaungkan segala macam, kita semuanya berusaha on-track sesuai renacana dengan baik. Bahkan tuntutan segala macam kepada KPK atas laporan. Tentunya, sebagai pimpinan saya berusaha menyerap aspirasi, usulan – usulan dari temen – temen semua dinas kami kumpulkan maupun masukan dari dewan. Karena, begini kami berupaya satu gerbong semua kompak sehingga usulan Rotasi-Mutasi kembali kepada Kadis dalam rangka mempercepat proses pelayanan kepada masyarakat semaksimal mungkin”.
Insya Allah, bila terpilih kembali sebagai Bupati KBB selama 2 tahun memiliki pengalaman untuk 5 tahun kedepan adalah betul – betul melayani Bintang Lima untuk masyarakat Kabupaten Bandung Barat. Termasuk, langkah – langkah tantangan kedepannya dengan mengantongi berbagai penghargaan sebanyak 20 lebih yang saya terima, artinya sudah menempuh 20 perubahan. Hari ini, mencalonkan Bupati kembali, kita hadir ingin menjadi solusi, kita ikhtiar apapun hasilnya untuk masyarakat Kabupaten Bandung Barat lebih baik. “Ujarnya.
Kehadiran pasangan HADE, dengan berbagai pengalaman setelah terpilih kembali memimpin KBB ini, akan berupaya bagimana menanggulangi secara ekonomi, pengurangan pengangguran dengan konsep membuka satu kawasan indrustri padat karya sudah diskusi para pengusaha dan itu sangat diterima sekali, termasuk Partai Buruh dan buruh juga bernegoisasi bagaimana kalau dalam satu daerah itu ditetapkan sesuai tidak UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) tapi tidak di bawah UMD (Upah Minimum Daerah), ini merupakan langkah awal kedepannya bisa lebih ditingkatkan agar supaya bisa menyerap lapangan pekerjaan khususnya yang masih muda lulusan SMA dan SMK. Seperti program – program kedepannya 1 miliar satu desa ini sangat rasional dan kita hitung bahkan saya sudah berani menyampaikan ini mau juga bisa lebih. Karena kita harus optimis, kedepan potensi akan semakin baik, pemimpin juga bisa punya target, bisa menyerap peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) termasuk investasi yang masuk di tahun 2022 sudah terbukti dan bisa membantu pertanian yang merupakan regenerasi pertanian muda. Kendalanya, hari ini masalahnya harga yang tidak stabil. “Insya Allah, program kita pro-rakyat, kalau ada ke kurangnya bagaimana kita lebih meningkatkannya yang pasti dua tahun ini tugas kita menyelamatkan manusia sesuai target terpenuhi. Apalagi, terkait pendidikan nasib guru honorer P3K sangat diperhatikan sekali dan akan diprogramkan. “Pungkasnya.
Ade Sudrajat sebagai pasangan calon Wakil Bupati KBB pun ikut berkomentar, bahwa manusia yang unggul yaitu diukur dari sisi ilmu pengetahuan, ekonomi, peradaban, ketakwaan. Jadi unggul. Pendapatnya, semua aspek bisa kena, program apa yang harus dipamerkan makanya kita berpikir bahwa pembangunan KBB harus dimulai dari tingkat Desa. Bukan dalam arti harus dikedesakan semua tentu ada Break down ke tingkat RW yang merupakan awal hak dasar masyarakat, setelah dapat terpenuhi baru mengacu kepada potensi ke daerah masing – masing. Apa potensi ekonominya, nanti dinaungi dan dikerjakan oleh BumDes harus berjalan, ” jelasnya.
“Saya lihat BumDes – BumDes sekarang antara hidup dan mati, disini perlu kita telaah yang pertama itu pendidikan dasar tentang menejmen bagaimana administrasi pembukuan keuangan yang baik dan benar. Hal ini, ditingkat desa pun harus tertata rapi yang ujungnya jangan sampai jadi sasaran aparat hukum. Maka, bisa saja di kriminalisasi karena dalam pembukuan sangat berantakan. Arti disitu harus memiliki pendidikan dasar pembukuan baik untuk ditingkat desa, ditingkat BumDes sampai ke tingkat RW semuanya harus mengerti dulu tentang pembukuan. Begitupun yang mengawasi harus mengerti tentang pembukuan, tentunya yang mengawasi masyarakat itu sendiri. Jadi semua pihak saling mengawasi dengan pengertian yang sama, mungkin itu pendidikan dasar yang harus kita lakukan secara paralel begitupun mengacu kepada masyarakatnya”.
Kang Hengki menambahkan, kami akan mengupayakan kedepannya bagaimana berkomitmen dengan Pokja wartawan KBB dan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) yang strategis sebagai Mitra pemeritahan KBB ini bisa terjalin dengan baik, untuk bersama-sama membangun Kabupaten Bandung Barat. Dan yang paling penting adalah bersama-sama mengontrol, menjaga pesta Demokrasi berlangsungnya Jurdil (Jujur dan Adil). ” Harapannya. (Dede Sulaeman)