sorotbandung.com
Perum BULOG Wilayah Jawa Barat terus memastikan ketersediaan beras SPHP sepanjang tahun di wilayahnya. Langkah tersebut dilakukan untuk mengendalikan harga beras di pasaran yang terus melonjak. Pemimpin Wilayah Perum BULOG Jawa Barat, M. Attar Rizal mengatakan, sepanjang tahun 2023 di Jawa Barat, BULOG telah menyalurkan 65.453 ton beras SPHP. Ada 139 titik pasar yang terus digelontor beras SPHP melalui Gerakan Siap Jaga Harga Pasar dengan SPHP (SIGAP SPHP) atau operasi pasar. “Sedikitnya ada 343 pedagang pasar yang menerima pasokan beras SPHP di Jawa Barat ini,” katanya. Dijelaskan, beras SPHP dari BULOG dijual ke pedagang dengan harga Rp8.300/kg. Adapun pedagang pasar bisa menjual dengan maksimum harga penjualan SPHP senilai Rp9.450/kg.
“Sasaran SPHP ini memang pedagang pasar sehingga mereka bisa menjual eceran kepada konsumen secara langsung” jelasnya. Menurutnya, beras SPHP dikemas dalam ukuran 5 kg. Masing-masing pedagang mendapat alokasi maksimal 2 ton beras per minggu. “Kami akan terus gelontor SPHP ke masing-masing pedagang di pasar seminggu sekali. Melalui Gerakan SIGAP SPHP ini diharapkan harga beras di pasaran bisa terkendali,” ungkapnya. Terkait kualitas beras SPHP, Attar menuturkan, beras dari BULOG ini merupakan beras medium. Sedangkan dari sisi stok beras SPHP, masih sangat mencukupi hingga beberapa bulan ke depan. Jumlah tersebut masih sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan di Jawa Barat, termasuk untuk Gerakan SIGAP SPHP,” ujarnya. “BULOG mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir karena BULOG memiliki stok yang sangat aman untuk kebutuhan stabilisasi harga beras sepanjang tahun,” tandasnya. Seperti diketahui, harga beras umum di pasaran terus melambung naik. Saat ini, harga beras medium berkisar antara Rp10.500 sd 11.500/kg. Sementara, dalam kegiatan Gerakan SIGAP SPHP, BULOG juga menggandeng jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat, meliputi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP), Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Satgas Pangan Provinsi Jawa Barat. BULOG Jawa Barat, lanjutnya, juga masih terus aktif melakukan penyerapan beras di sejumlah daerah. Penyerapan dilakukan secara bertahap lantaran masa panen setiap daerah tidak bersamaan. (Gemi)