KISS dan Falsafah Sunda Jadi Kunci Kesuksesan PESONA I PTKN

Sorotbandung.com

Dengan melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi (KISS) antara Kementerian Agama, Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), UIN Bandung yang didasarkan pada falsafah Sunda (silih asah, asih, asuh dan wangi) menjadi kata kunci kesuksesan dalam menyelenggarakan Pekan Seni dan Olah Raga (PESONA) I.

Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP, MT., saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Pekan Seni dan Olah Raga (PESONA) I Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) Tahun 2022 yang digelar di Grand Preanger Bandung, sejak Selasa-Kamis (24-26/05/2022).

Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ditjen Pendidikan Islam akan melaksanakan Pekan Seni dan Olahraga Nasional (PESONA) I Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKN) Tahun 2022 di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dari hari Senin-Sabtu tanggal 8-13 Agustus 2022.

Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 4857 Tahun 2021 UIN Sunan Gunung Djati Bandung (UIN SGD) ditetapkan sebagai tuan rumah Pesona I PTKN Tahun 2022 tanggal 1 September 2021. Melalui kegiatan PESONA diharapkan dapat melahirkan mahasiswa yang cerdas, cakap, kreatif dan inovatif tidak hanya mengandalkan kurikulum yang diajarkan dibangku kuliah, tetapi harus dilakukan dengan berbagai pendekatan. Caranya dengan penyelenggaraan event-even kompetisi baik regional, nasional maupun internasional.

“Dalam setiap kompetisi selalu ada dua kelompok; Pertama pemenang atau juara. Kedua, mereka yang harus giat belajar lagi, bukan kalah. Begitu juga dalam PESONA ajang kompetisi di lingkungan PTKN se-Indonesia. Untuk mensukseskan perhelatan akbar ini diperlukan pendekatan KISS atau bercumbu. Berhubung tuan rumahnya UIN Bandung, maka selain KISS kompetisi PESONA harus berbasis pada kearifan lokal, yaitu silih asah, silih asih, silih asuh dan silih wangi. Yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, harmoni, silaturahmi, sportivitas,” tegasnya.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag RI, Prof Dr. Suyitno, M.Ag., menegaskan PESONA merupakan bentuk transformasi dari kegiatan yang semula bernama Pekan ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) yang kemudian dikembangkan menjadi dua even, yaitu OASE dan Pekan Seni Olahraga Mahasiswa Nasional (PESONA). “Untuk OASE, Alhamdulillah sudah sukses dilakukan di UIN Aceh. Sedangkan untuk PESONA akan dilaksanakan di UIN Bandung,” tandasnya.

Upaya mensukseskan perhelatan PESONA, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengajak civitas akademika untuk mengedepankan kejujuran, kedisiplinan, sportivitas dan akhlak mulia agar pelaksanaan PESONA aman dan nyaman.

“Dengan memberikan pelayanan terbaik dalam rangka sukses acaranya dan sukses penyelenggaraan. Karena selama ini yang dikedepankan tuan rumah dipastikan menjadi juara umum. Oleh karenanya, lakukan seobjektif mungkin dalam perlombaan ini, bukan setiap sohibul bait pasti Juara Umum. Mari kita mempertontonkan akhlak mulia, seperti kejujuran, kedisiplinan, sportivitas yang dijunjung tinggi sebagai basis dalam menyelenggarakan PESONA.Kita tidak ingin mendapatkan kejuaraan dari hasil rekayasa. Ini jauh lebih terhormat daripada meraih juara dengan intrik curang,” pesannya.

Ketua Pelaksana PESONA, Prof Dr H Ah Fathonih, MAg menuturkan motto kegiatan PESONA I PTKN Tahun 2022 adalah “Transformasi, Kebermanfaatan, Kebersamaan dan Ke-Indonesiaan”, dengan mengangkat tema “Transformasi Nilai-nilai Kebermanfaatan dalam Bingkai Kebersamaan untuk Indonesia Unggul”

Prof Ah. Fathonih menyampaikan sebagai ajang silaturahim sekaligus kompetisi bagi mahasiswa PTKN se-Indonesia. Tujuannya, Pertama, Memperteguh semangat kebangsaan melalui seni dan olahraga guna menghasilkan anak bangsa yang mengedepankan perdamaian dan persatuan bangsa;

Kedua, Mempererat silaturahim antar mahasiswa PTKN se-Indonesia dan memberikan kontribusi untuk kemajuan prestasi bidang seni dan olahraga guna menghasilkan calon penerus kepemimpinan bangsa yang berdedikasi tinggi dengan segenap
potensi dan keterampilan;

Ketiga, Meningkatkan kesehatan jasmani, disiplin, kreatifitas dan sportivitas mahasiswa PTKN agar menjadi manusia Indonesia yang berkarakter dan berbudaya; Keempat, Meningkatkan prestasi nasional dan internasional dalam bidang seni dan olahraga.

“Ada 22 cabang perlombaan yang terdiri dari: Pertama, Bidang Seni berjumlah 12 cabang perlombaan yaitu Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ), Musabaqoh Hifzhil Qur’an (MHQ), Musabaqoh Syarhil Qur’an (MSQ), Pop Solo Islami, Cipta Lagu Islami, Musikalisasi Hadits, Puitisasi Terjemah Al-Qur’an, Qosidah Modern, Kaligrafi, Film Pendek, Stand Up Comedy, dan Monolog; Kedua, Bidang Olahraga berjumlah 10 cabang pertandingan yaitu; Tenis Meja, Catur, Pencak Silat (seni), Karate (Seni/Kata), Taekwondo (seni), Volleyball, Bulu Tangkis, Basketball, Futsal dan Panjat Tebing,” tuturnya.

Ada 62 PTKN se-Indonesia terdiri dari 24 UIN, 29 IAIN, 5 STAIN dan 4 PTKN lainnya, seperti UHN I Gusti Bagus (IGB) Sugriwa, IAKN Kupang, STAKN Pontianak dan STABN Sriwijaya Tangerang.

Rapat koordinasi ini dihadiri Ketua dan Pengurus Forum Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan PTKIN, para Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan PTKN, Koordinator Kemahasiswaan dari 60 PTKN.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *