Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Raih Penghargaan Tanda Mata dari Kemenag

Sorotbandung.com

Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) tahun 2022, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud MSi., CSEE menerima penghargaan Tanda Mata dari Kementerian Agama atas pengelolaan peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Agama Islam terbanyak tahun 2021.

Pemberian tanda mata diserahkan oleh Wakil Menteri Agama, Dr. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si. kepada Rektor UIN Bandung, Prof Mahmud bersama dengan Pemerintah Daerah (Pemda), baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, yang peduli terhadap Pendidikan Agama Islam (PAI) di Bali, Jumat-Minggu (20-22/5/2022).

Kepedulian dan komitmen ini diwujudkan dalam bentuk pemberian dana hibah untuk proses pelaksanaan PPG bagi guru PAI yang lulus seksi.

Wakil Menteri Agama,  Zainut Tauhid Saadi mengatakan pelaksanaan PPG GPAI membutuhkan komitmen semua unsur baik dari tingkat pusat, daerah, sampai tingkat satuan pendidikan. Untuk itu, kesepahaman antar seluruh stakeholder dalam penyelenggaraan sangat diperlukan.

“Kementerian Agama memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para Kepala Daerah yang selama ini telah berkontribusi dalam mendukung program PPG GPAI,” tegas Zainut di Bali, Jumat (20/5/2022).

“Kontribusi ini sebagai upaya mempersiapkan GPAI yang lebih kompeten di bidangnya serta memiliki kompetensi lebih sebagai tenaga pengajar,” sambungnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani memaparkan, berdasarkan data Direktorat PAI, saat ini masih ada 130.089 guru PAI yang belum mengikuti PPG. Sementara itu, kuota yang tersedia rata-rata berkisar 5.000 orang per tahun. Artinya, Kementerian Agama membutuhkan waktu lebih dari 26 tahun untuk menuntaskan semuanya.

“Tanpa ada berbagai kesiapan serta percepatan dukungan kebijakan dan anggaran, kondisi tersebut bisa menjadi masalah tersendiri yang kian membesar,” terangnya.

Sampai saat ini, lanjut Dhani, sejumlah Pemerintah Daerah telah menyatakan kesiapan membantu pembiayaan PPG GPAI Tahun 2022. Menurutnya, dengan adanya peserta yang dibiayai Pemda, maka lebih banyak lagi guru PAI yang bisa terakomodir tahun ini.

“Saat ini, sudah ada 127 Pemda yang mendukung pelaksanaan PPG GPAI di Indonesia. Adapun penyuplai dana terbesar pelaksanaan PPG GPAI adalah Pemkab Bogor,” jelas Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Atas capaian prestasi yang membanggakan ini, Prof Mahmud menuturkan, “Saya berharap kita tidak boleh hanya berhenti sampai disini, tapi kita harus terus meningkatkan prestasi dan kualitas Guru PAI dalam rangka memajukan dan meningkatkan marwah Pendidikan Islam. Oleh karenanya saya berharap civitas akademika lebih menguatkan lagi untuk bagaimana prestasi-prestasi yang sudah ada kita pertahankan, yang belum kita dapatkan harus kita buat. Buat kita tidak ada prinsip siap untuk tertinggal, tetapi kita selalu punya prinsip harus dan berusaha untuk mengedepankan kebersamaan kita dalam rangka mencapai prestasi yang membanggakan,” tandasnya.

Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Amrullah mengatakan, perhatian Pemda diukur antara lain dari keberpihakan mereka dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi Guru PAI.  Sebab, pelaksanaan PPG Gurua PAI memiliki tiga sumber, yakni: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

“Tahun 2021 terdapat 117 Pemda Tingkat I dan II yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan PPG Guru PAI. Untuk tahun 2022, sudah ada 127 Pemda Tingkat I dan II yang siap mendukung pelaksanaan PPG Guru PAI di Indonesia,” tutur Amrullah.

Dikatakan Amrullah, pemberian Tanda Mata PAI sengaja dilaksanakan bersamaan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Hal itu sekaligus menjadi tanda bahwa afirmasi pemerintah pusat maupun daerah terhadap guru PAI diharapkan mampu menjadi wasilah kebangkitan guru PAI. 

“Kebangkitan guru bisa ditandai dengan meningkatnya profesionalitas dan kesejahteraan. Dengan semangat ini tentunya akan berdampak pada mutu pendidikan bangsa,” jelas Amrullah.

Menurut Amrullah, keberadaan guru PAI dalam proses pendidikan nasional memiliki posisi strategis, khususnya dalam membangun spirit keberagamaan di sekolah. Spirit keberagamaan yang ditransformasikan oleh guru PAI kepada peserta didik, diharapkan mampu menyebarkan nilai-nilai Islam Rahmatan lil Alamin.

“Indonesia merupakan negara yang beragam, baik suku, agama, ras, dan etnis. Guru PAI menjadi garda terdepan dalam menyampaikan pesan-pesan keberagamaan yang menjadi pondasi anak didik di sekolah,” tegas Amrullah.

“Semoga kolaborasi antar pemerintah pusat dan daerah dalam memberikan perhatian dan kontribusi nyata terhadap guru PAI, sehingga mampu menjadi bagian dari proses pendidikan agama Islam yang menjadi kebutuhan mendasar dalam penyiapan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan berkarakter,” tutur Amrullah.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat PAI Rizky FA, menambahkan, bahwa Kementerian Agama melalui Direktorat PAI mengundang Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten seluruh Indonesia untuk terus memberikan perhatian dan afirmasi kepada guru PAI.

“Kami mengundang 548 peserta dari pemerintah daerah, yang terdiri dari 34 Pemerintah Provinsi dan 514 Pemerintah Kabupaten/ Kota,” jelas Rizky.

Dikatakan Rizky, selain pemerintah daerah, Kemenag juga memberikan apresiasi terhadap Kabid yang membidangi Pendidikan Agama Islam di kantor Kemenag Provinsi, serta 28 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang telah sukses dalam pengelolaan dan pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2021.

“Semoga dengan adanya Tanda Mata PAI ini, bisa menjadi motivasi semua pihak dalam memajukan dan meningkatkan kualitas Pendidikan Islam khususnya guru PAI,” ujar Rizky.

Pos terkait